Berita Hari ini Tentang Kejaksaan Agung – Kejaksaan Agung (Kejagung) Indonesia telah menyita uang senilai Rp 288 miliar terkait dengan kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang melibatkan korporasi Duta Palma. Penyitaan ini merupakan bagian dari upaya besar-besaran untuk mengungkap dan memberantas praktik pencucian uang yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Kasus ini melibatkan dugaan aliran dana ilegal yang digunakan untuk mencuci hasil kegiatan korupsi dan ilegal lainnya. Kejagung berkomitmen untuk menyelesaikan penyidikan ini dengan transparansi dan menegakkan hukum secara adil, guna menjaga integritas sistem ekonomi dan keuangan Indonesia. Langkah ini menunjukkan komitmen Kejaksaan Agung dalam memberantas praktik kejahatan finansial dan melindungi integritas sistem keuangan di Indonesia. Proses penyidikan dan pemeriksaan lebih lanjut masih berlangsung untuk mengungkap lebih dalam terkait aliran dana ilegal tersebut.
(Kejagung RI) kembali menyita uang tunai senilai Rp 288 miliar hasil tindak pidana pencucian uang (TPPU) di kasus dugaan korupsi korporasi Duta Palma Group. Uang tunai tersebut disita dari tersangka korporasi PT Darmex Plantation.
Direktur Penyidikan (Dirdik) Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Abdul Qohar menyebut penyitaan dilakukan dari rekening milik seorang berinisial RI.
Oleh PT Darmex Plantations, uang tersebut dialihkan dan disamarkan pada rekening Yayasan Darmex dan rekening milik saudara RI dengan jumlah uang Rp288 miliar, kata Qohar dalam jumpa pers di Jekasaan Agung, Jakarta Selatan, Selasa (3/12/2024).
Qohar menyebut, uang tersebut ditampung PT Darmex Plantation dari 5 perusahaan Duta Palma Grup yakni PT Palma Satu, PT Siberida Subur, PT Banyu Bening Utama, PT Panca Agro Lestari, dan PT Kencana Amal Tani. Uang hasil kejahatan itu, sengaja dikirim kepada RI untuk disamarkan.
Hasil kejahatan dan tindak pidana korupsi atas penguasaan dan pengelolaan lahan tersebut dialihkan dan ditempatkan pada PT Darmex Plantations, yaitu holding perkebunan dari lima perusahaan di atas, jelas Qohar.
Lebih jauh, Qohar menyebut RI merupakan kerabat dari pengusaha Surya Darmadi. Namun, RI masih berstatus sebagai saksi.
Kemudian ini uang disita dari saudara RI. RI ini ada indikasi mantan saudara ipar Surya Darmadi, ada indikasi itu, ungkap Qohar.
Sehingga namanya dipakai untuk mengalihkan, menyamarkan uang ini dan kemudian kami melakukan penyitaan, pungkas dia.
Sebelumnya, Kejagung juga telah tiga kali menyita uang tunai dengan jumlah fantastis dalam perkara ini. Pertama Kejagung menyita uang tunai senilai Rp 450 miliar, kemudian dilakukan penyitaan kembali dengan jumlah Rp 371 Miliar. Uang itu disita dari PT Asset Pacific yang masih satu grup dengan Duta Palma.
Kemudian disusul dengan penyitaan uang sebesar Rp 301 miliar dari PT Darmex Plantation. Artinya, penyitaan hari ini merupakan yang keempat diungkap Kejagung dalam perkara ini.
Adapun kasus korupsi dengan tersangka korporasi Duta Palma Group merupakan pengembangan kasus korupsi terkait perizinan perkebunan sawit Bos Duta Palma, Surya Darmadi.
Dalam kasus ini, Kejagung telah menetapkan total lima korporasi sebagai tersangka kasus korupsi dan pencucian uang terkait perkebunan kelapa sawit di Indra Giri Hulu. Kelima tersangka korporasi itu adalah PT Palma Satu, PT Siberida Subur, PT Banyu Bening Utama, PT Panca Agro Lestari, dan PT Kencana Amal Tani.
Sedangkan dua perusahaan lainnya yakni PT Darmex Plantations (holding perkebunan) dan PT Asset Pacific (holding properti) ditetapkan sebagai tersangka pencucian uang. Mereka diduga ditugaskan melakukan pencucian uang hasil korupsi tersebut.
Michelin sebut minyak alga lebih sehat dari minyak goreng biasa
Berita Hari ini Terupdate – Seorang Michelin sebut minyak alga lebih sehat dari minyak goreng biasa peneliti memeriksa tabung berisi Mikro Alga Naviculla atau tumbuhan yang berasal dari dasar laut…