Berita Hari Ini Terupdate – Yuli Fatimah (34), istri Sunhaji, penjual es teh keliling yang viral di media sosial, mengaku sempat bersedih setelah suaminya diolok oleh Miftah Maulana Habiburrahman di hadapan ribuan jemaah yang menghadiri acara sholawatan. Insiden itu terjadi ketika Miftah mengisi pengajian dalam rangka “Magelang Bersholawat” di Lapangan Drh Soepardi, Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada Rabu (20/11/2024). Yuli Fatimah mengaku baru mengetahui kejadian tersebut setelah video tersebut viral di media sosial, walaupun insiden itu terjadi pada November 2024. “Nggak menyangka kalau video bapak viral. Pertama kali tahu dari adik saya yang ngasih tahu. Kok videonya seperti itu, ungkap Yuli di rumahnya, Rabu (4/12/2024).
Menurut Yuli, video yang viral membuat keluarga mereka merasa sedih. Bahkan suami dan dua anaknya yang masih duduk di bangku SD dan SMP sempat menangis.
Bapak nangis, anak-anak juga nangis,” kata dia. Sementara itu Sunhaji merasa tersinggung setelah diolok-olok dalam acara pengajian tersebut. Namun ia tetep memilih berjualan karena mencari ongkos untuk pulang. Dari tujuh gelas yang terjual, ia mendapatkan uang Rp 35.000. “Uang itu buat beli bensin Rp 15.000 dan Rp 20.000 saya bawa pulang untuk sangu anak-anak,” jelas dia. Sunhaji bercerita, ia pernah hanya mendapatkan keuntungan Rp 10.000 saja dari hasil berjualan es teh.
Ia mengaku beralih pekerjaan dari tukang kayu ke penjual es teh karena mengalami kecelakaan hingga tangan kirinya cedera. “Jadinya, untuk angkat yang berat-berat tidak kuat. Makanya, saya jualan seperti ini,” imbuhnya. Ia berharap dapat terus berjuang di acara-acara besar yang menarik banyak pengunjung, seperti pengajian akbar, untuk mencari nafkah bagi keluarganya.
Sunhaji dulu bekerja sebagai buruh tebang dan angkut kayu. Namun tangan kiri dia cidera saat mengangkut kayu. Ia pun mengikuti ajakan teman untuk berjualan es teh. Hal tersebut diungkap kakak Sunjahi, Wahyudi pada Kamis (5/12/2024).
Ketika itu (awalnya) ikut temannya jualan teh di (acara) selawatan. Tapi, tidak selalu bisa (kerja) bareng karena motornya waktu itu enggak kuat di tanjakan, ungkap Wahyudi. Sunhaji pun membuat minuman teh sendiri dan ia menyisipkan air mineral di nampan yang disunggi lalu berkeliling berjam-jam. “Melihat adik saya, ngrekasa uripe (hidupnya berat). Untuk usaha dia enggak pernah leren (berhenti),” kata Wahyudi.
Lebih kurang satu tahun sudah Sunhaji menjajakan es teh dari satu pengajian ke pengajian lain. Wahyudi bilang, sang adik berjualan di Magelang, Temanggung, hingga Bandungan, Kabupaten Semarang. Pernah pula dia berdagang di Simpang Lima, Semarang, yang berangkatnya secara berombongan dengan pedagang lain dengan naik mobil.
Kadang cerita, ‘mas aku dodol ning kene ora payu’ (mas aku jualan di sini tidak laku). Terus, ning kene alhamdulillah payu (di sini alhamdulilah laku)’, kata warga Desa Sumurarum, Grabag itu. Perkara ini pun telah berakhir dengan permintaan maaf dari Miftah secara langsung. Baru-baru ini Sunhaji juga mendatangi Pondokk Pesantren Ora Aji milik Miftah dan resmi menjadi anggota kehormatan Banser.
Beliau (Sunhaji) kan sering ikut ngaji di event-event yang dijaga sama Banser Ansor. Nah kayaknya beliau kok senang nduwe (punya) baju Banser. Alhamdulillah beliau senang, ujar Miftah usai pertemuan di Pondok Pesantren Ora Aji.
Dahulu Bambang Pamungkas, Kini Giliran Dony Tri Pamungkas
Bambang Pamungkas dikenal sebagai salah satu pemain terbaik dan paling ikonik dalam sejarah sepak bola Indonesia. Selama karirnya, Bepe banyak memperkuat Timnas Indonesia dan bermain di klub-klub besar, seperti Persija…